Tambang nikel di pulau obi adalah salah satu tempat penghasilan nikel terbesar yang ada di Indonesia. Seperti yang diketahui, saat ini ada banyak sekali orang yang sedang memburu nikel. Bahan tambang yang merupakan sebuah kekayaan alam terbesar yang ada di Indonesia. Lebih tepatnya yang berasal dari Pulau Obi di Halmahera Selatan, Maluku Utara Indonesia ini.
Saat ini disebut sebagai sebuah harta karun dunia yang banyak sekali dilirik. Hal ini dikarenakan hasil tambang yang satu ini merupakan sebuah hasil tambang yang digunakan untuk bahan baku pembuatan batrai bagi kendaraan listrik. Dimana saat ini sendiri, kendaraan listrik memang sedang sangat populer. Ada banyak sekali projek yang membahas tentang hal ini, karena hal itulah tambang nikel di pulau Obi ini juga ikut menjadi sebuah tempat harta karun yang banyak dilirik dunia.
Harta Karun Dari Tambang Nikel Di Pulau Obi
Indonesia memang terkenal menjadi negara yang paling kaya akan kekayaan alam baim flora dan juga fauna. Dimana kekayaan alam tersebut tentunya membuat Indonesia juga memiliki banyak hasil tambang. Salah satu hasil tambang yang ada di Indonesia yang saat ini disebut sebagai sebuah harta karun adalah nikel. Saat ini, nikel yang berasal dari tambang nikel di pulau Obi ini disebut sebagai sebuah harta karun terbesar di dunia.
Berdasarkan dari data badan geologi yang ada di Indonesia pada tahun 2019 juga data dari USGS pada bulan Januari 2020. Dikatakan Indonesia sebagai penghasil nikel yang terbesar di Indonesia. Dimana tercatat tambang nikel di Pulau Obi Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat besar yaitu sekitar 72 juta ton nikel. Dimana di dalam nikel tersebut juga ada sebuah nikel limonite.
Nike Limonit Yang Dihasilkan Tambang Nikel Di Pulau Obi
Pada awalnya, tidak semua nikel dianggap sebagai sebuah barang yang bagus. Ada salah satu jenis dari nikel yang dinilai kurang. Jenis nikel ini adalah nikel limonit. Menurut dari sebuah jurnal yang ada di Jurnal Metal Indonesia.
Bijih dari limonit ini mengandung kadar nikel yang bisa dibilang cukup rendah. Disebabkan oleh kandungan yang rendah ini, sehingga kerap kali nikel Limonit dipandang tidak ekonomis.
Tetapi, sebenarnya Bijih limonit ini dapat diekstrak nikel dan juga kobaltnya. Mereka dapat diekstrak dengan menggunakan sebuah teknologi tinggi. Dimana hal ini tentunya juga memerlukan investasi besar. Nikel dan juga kobalt secara maksimal alanydapat diekstrak dalam Autoclave.
Mereka bisa diekstrak jika menggunakan bantuan dari asam sulfat konsentrasi tinggi pada temperatur dan juga tekanan yang tinggi. Dimana dalam proses ekstrak ini mereka membutuhkan waktu pelindian yang relatif singkat. Dalam proses keseluruhan pengolahan dan juga pemurnian dari bijih limonit ini bisa dibilang cukup kompleks dan juga sulit. Kesulitan ini tentunya disebabkan karena kadar nikelnya yang masih cukup rendah.
Terobosan Yang Dilakukan Untuk Mengolah Tambang Nikel Di Pulau Obi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, nikel yang ada di Indonesia memang bisa dibilang sangat besar. Indonesia sendiri bahkan menjadi penyumbang nikel terbesar yang ada di dunia. Meskipun sebagian penyumbang nike terbesar di dunia dan dikatakan sebagai tempat dengan harta karun terbanyak. Nyatanya, Indonesia masih memiliki sebuah nikel yang sedikit kurang ekonomis yaitu Limonit.
Tetapi, meskipun begitu, sebenarnya Limonit ini tetap bisa dimanfaatkan dengan melakukan pengekstrakan. Hal ini pula yang membuat salah satu perusahaan tambang nikel di Pulau Obi yaitu Harita Nickel membuat sebuah terobosan baru. Guna memanfaatkan dari hasil tambang nikel di Indonesia agar bisa lebih maksimal. Mereka memiliki sebuah cara baru untuk mengubah Limonit menjadi nikel yang jauh lebih ekonomis.
Dimana dalam trobosan barunya, mereka berhasil melakukan sebuah konservasi mineral dengan mengolah bijih nikel dari tambang nikel di pulau obi yang berkadar rendah menjadi sebuah produk bernilai ekonomis. Dimana hal ini tentunya menjadi sebuah hal yang strategis baik bagi Indonesia dan juga bagi dunia. Hal yang dilakukannya adalah dengan menggunakan sebuah inovasi dari teknologi yang dinamakan High Pressure Acid Leach atau HPAL. Dimana Teknologi ini adalah sebuah teknologi yang pertama diterapkan di Indonesia.
Teknologi HPAL Yang Diterapkan Oleh Harita Nickel
Teknologi ini juga merupakan teknologi yang sudah memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate atau yang disebut MHP. MHP yang sudah dihasilkan oleh teknologi ink adalah sebanyak 188.600 WMT. Dimana mereka sudah berhasil menghasilkan MHP ini selama 1 tahun beroperasi sejak tanggal 23 Juni 2021.MHP yang dihasilkan dari teknologi baru tersebut, kemudian akan dapat diolah lebih lanjut.
Pengolahan data MHP ini adalah menjadi Nikel Sulfat atau NiSO4 dan Kobalt Sulfat atau CoSO4. Dimana hasil dari seluruh produk yang dihasilkan itu dipakai untuk menjadi sebuah bahan baku baterai kendaraan listrik. Dimana kendaraan listrik sendiri saat ini menjadi sebuah hal yang sedang gencar untuk diciptakan. Hal ini juga mengartikan bahwa, nikel limonit yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomis dan tidak termanfaatkan.
Berkat dari trobosan teknologi yang ada, kini menjadi punya nilai ekonomis. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan ini mendukung upaya dari pemerintah dalam transisi energi bersih. Dengan pengolahan dari Limonit yang kurang ekonomis ini. Harita Nickel juga mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak.
Proses Pengolahan Nikel Limonit
Menurut penjelasan yang diberikan oleh Technical Support Department Head Harita yaitu Nickel Rico Windy Albert. Ia menjelaskan bahwa proses pengolahan nikel limonit ini diproses dalam sebuah unit utama yang bernama autoclave. Pada tempat ini, bijih nikel akan diproses dengan tekanan dan juga suhu tinggi untuk mengekstraksi nikel dan juga kobalt, sekian artikel saya, terima kasih.