Seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup, mobil listrik semakin diminati masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Tidak hanya digunakan sebagai kendaraan harian dalam kota, kini mulai muncul tantangan baru: touring antar kota menggunakan mobil listrik. Aktivitas ini menjadi ajang uji coba sejauh mana kesiapan kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh. Artikel ini akan mengulas tantangan, pengalaman, dan potensi besar dari touring lintas kota dengan mobil listrik.

Mengapa Touring Pakai Mobil Listrik Menarik?

Touring adalah kegiatan mengemudi jarak jauh untuk menikmati perjalanan, pemandangan, dan petualangan. Biasanya identik dengan motor atau mobil konvensional, namun kini mobil listrik mulai ikut unjuk gigi. Hal ini bukan hanya karena gaya hidup ramah lingkungan, tapi juga untuk menjawab rasa penasaran: apakah mobil listrik mampu menempuh jarak jauh dengan efisien dan nyaman?

Bagi banyak orang, touring mobil listrik adalah bentuk kampanye sadar lingkungan yang elegan. Ini menunjukkan bahwa perjalanan jauh tidak harus menghasilkan emisi karbon besar. Selain itu, tantangan ini juga bisa menjadi alat edukasi tentang kelebihan dan keterbatasan teknologi mobil listrik saat ini.

Kendala dan Tantangan Utama

1. Infrastruktur Pengisian Daya yang Belum Merata

Salah satu kendala terbesar touring pakai mobil listrik adalah ketersediaan stasiun pengisian daya (SPKLU). Di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, SPKLU mungkin mudah ditemukan. Tapi bagaimana dengan jalur antar kota, daerah pegunungan, atau pesisir? Tidak semua daerah memiliki fasilitas ini, sehingga perencanaan rute menjadi sangat penting.

2. Waktu Pengisian Baterai

Mobil listrik membutuhkan waktu lebih lama untuk “mengisi bahan bakar” dibanding mobil bensin. Meski teknologi fast charging sudah tersedia, tetap saja dibutuhkan waktu sekitar 30-60 menit untuk mengisi hingga 80%. Dalam konteks touring, ini bisa mengganggu ritme perjalanan dan menambah waktu tempuh.

3. Kapasitas Baterai

Tidak semua mobil listrik memiliki jangkauan jarak yang panjang. Mobil listrik kelas menengah biasanya memiliki jarak tempuh sekitar 300-400 km per sekali isi. Touring antar kota yang menempuh lebih dari 1000 km jelas memerlukan beberapa kali pengisian ulang, sehingga menuntut efisiensi energi dan perencanaan rute yang matang.

4. Faktor Cuaca dan Topografi

Perjalanan melalui rute menanjak, turunan curam, atau cuaca ekstrem seperti panas berlebihan atau hujan deras bisa memengaruhi kinerja baterai dan efisiensi daya. Mobil listrik juga cenderung kehilangan daya lebih cepat jika AC atau sistem pemanas digunakan terus-menerus.

Strategi Sukses Melakukan Touring Mobil Listrik

Bagi para pehobi otomotif yang tertarik mencoba challenge ini, berikut adalah beberapa strategi penting:

1. Rencanakan Rute dan Titik Pengisian Daya

Gunakan aplikasi peta atau layanan khusus kendaraan listrik untuk memetakan lokasi SPKLU sepanjang rute perjalanan. Pastikan jarak antar titik pengisian tidak melebihi batas kemampuan baterai mobil Anda.

2. Pilih Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh Panjang

Jika memungkinkan, gunakan mobil listrik dengan baterai besar atau teknologi efisiensi tinggi, seperti Tesla Model 3, Hyundai Ioniq 5, atau Wuling Binguo EV. Ini akan mengurangi frekuensi pengisian daya.

3. Bawa Perangkat Pengisian Portable

Beberapa mobil listrik memungkinkan penggunaan portable charger yang dapat digunakan di stop kontak umum. Ini berguna sebagai alternatif saat tidak menemukan SPKLU.

4. Manajemen Kecepatan dan Energi

Mengemudi dengan kecepatan stabil dan tidak agresif akan memperpanjang daya tahan baterai. Gunakan mode “eco” jika tersedia.

Pengalaman Touring yang Inspiratif

Beberapa komunitas mobil listrik di Indonesia telah mencoba touring antar kota. Misalnya, komunitas pengguna Hyundai Ioniq melakukan perjalanan Jakarta-Bali dengan mobil listrik. Meskipun harus berhenti beberapa kali untuk pengisian ulang, mereka mengaku puas karena berhasil membuktikan bahwa mobil listrik layak digunakan untuk perjalanan panjang.

Di luar negeri, sudah banyak touring lintas negara menggunakan mobil listrik. Tesla Club misalnya, kerap mengadakan perjalanan ribuan kilometer melintasi negara Eropa dengan mobil listrik, mengandalkan jaringan Supercharger yang sangat memadai.

Dampak Positif Touring Mobil Listrik

1. Mengurangi Jejak Karbon

Touring jarak jauh dengan mobil listrik jelas lebih ramah lingkungan dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Setiap kilometer perjalanan berarti pengurangan emisi karbon di udara.

2. Mendorong Percepatan Infrastruktur

Jika tren touring mobil listrik meningkat, hal ini akan mendorong pemerintah dan swasta untuk mempercepat pembangunan SPKLU di seluruh Indonesia.

3. Edukasi Publik

Touring ini menjadi bentuk edukasi langsung bahwa mobil listrik layak diandalkan untuk berbagai keperluan, tidak hanya dalam kota.

Tantangan yang Bisa Jadi Peluang

Memang benar, touring antar kota dengan mobil listrik belum sepraktis mobil konvensional. Tapi justru di situlah letak tantangan dan keunikan. Setiap keterbatasan adalah peluang inovasi—baik dalam hal teknologi baterai, sistem pengisian cepat, hingga pembangunan infrastruktur.

Kesimpulan

Touring antar kota menggunakan mobil listrik adalah bentuk nyata dari pergeseran paradigma menuju transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Meski menghadapi berbagai tantangan, pengalaman ini bisa menjadi momentum penting dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Dengan perencanaan matang, pilihan mobil yang tepat, dan semangat petualangan, touring mobil listrik bukan hanya mungkin dilakukan—tetapi juga menyenangkan dan inspiratif.

By Tania